Bila
hidupku memang terhina, selalu dijatuhkan, oleh wanita-wanita yang ku cintai
karena aku memang sama wanitanya dengan mereka. Aku iklas melakukannya, aku
takkan protes karenanya. Aku memang bukan pria, yang cintanya harus digilai oleh
para wanitanya. Aku, Cuma hanya ingin sama dimanusiakannya dengan mereka. Aku
bukan barang yg menjijikan, buktinya Allah sayang kepadaku. Yang ku pikirnya
aku benar-benar mati, Dia masih menolongku. Hangatkan tubuhku yg sudah
tersakiti.
Dan
wanita yg kucintai, tak respek sama sekali. Sekeras aku memukuli wajahku dengan
kayu, dia hanya diam. Pelukan saja tak ku dapatkan. Darah tak hentinya keluar,
perih yg terasa dari perut. Dulu hingga sekarang mereka yg ku cintai sepenuh
hati, hanya melihat dirinya sendiri. Apa yg aku mau ? tak ada yg mereka tahu ?
yg mereka tahu hanya aku mengalah untuknya. Dan makin menyedihkan, mereka
mencaciku bukan melihat aku yg sbg lawan jenis yg mencintainya. Aku seperti
wanita biadap, wanita tuli, wanita yg menjijikan baginya. Mereka menyebutku
wanita gila. Wanita wanita dan wanita yg sesering kamu bilang. Itu sesakkanku.
Aku ini orang yg mencintaimu dan pernah kamu cintai, kenapa harus sakiti aku
seperti ini ? apa karena aku wanita yg menyukai wanita jadi terasa menjijikan
untukmu, dan tak pantas kamu hargai sedikit saja ketika sedang marah.
Sekarat
ini aku masih bisa menulis pelan-pelan tulisan ini. Lagi lagi karena aku
wanita. Ku tanyakan pada-mu Tuhan dan pada semuanya. Apa karena aku seorang
wanita yg mencintai wanita, jadi wanita-wanita yg aku cintai perlakukan aku
seperti ingin bunuh aku. Iya karena aku wanita ? aku ingin di elus pipiku,
disayang karena disayang dari hati, itu saja. Selebihnya biar aku yg
memperjuangkan hidup wanita yg ku cintai. Kerap kali aku menyesakkan dada
ketika teringat wanitaku berkata ‘wanita’.
Dan
sesering itu aku berkaca, iya kalu aku wanita yg mencintai wanita kenapa ? yg
hidup denganku tak jelas hidupnya ? aku katakan, jelas dan ku janjikan jelas
kok.
Wahai perempuanku,
Sepanjang hariku terselip kesedihan, kau
tahu ?
Aku sudahlah sangat sedih, kesakitan
sendiri.
Ini loh dadaku lihat sendiri, sakit. Sesesak
yg terasa sesaat
Kamu pegang pipiku, kamu berkata gak mau
putus, jangan pergi dariku
Itu sudah kamu menghargaiku, jujur aku bisa
menangis karenanya
Kau tahu kenapa ? Aku sadar, aku perempuan
Mana mungkin ada perempuan memperlakukan
perempuannya sampai seperti itu
Dan mana mungkin ada perempuan
mempertahankan perempuannya
Yang ada perempuan sepertiku perlahan-lahan
mati dengan sendirinya
Aku cuman bisa berucap terima kasih untuk
rasamu yg kamu sisipkan untukku, perempuanku
Akan
seperti apa jika aku benar-benar tiada lagi ? keingin tahuku besar. Namun, aku
bisa mendiskripsikan bagaimana nanti. Aku ini hanya wanita, dan akan tetap jadi
wanita. Takkan aku dikenangnya seperti wanitaku yang lainnya. Bahkan dengan
mudah mencari penggantiku, dibanding berhubungan dengan pria. Yah, begitulah
wanita yang mencintai wanita. Tak pernah ada kisah happy endingnya.
Tuhan lebih tahu
bagaimana aku mencintaimu
0 komentar:
Posting Komentar