Solo, kota
yang menggambarkan kamu. Kota yang dulunya menjadi cerita antara aku dan kamu.
Sudah beberapa tahun kita tak menuliskan cerita kita lagi di kota itu, karena
kamu sudah tak sendiri lagi. Baru kini aku datang ke kotamu kembali, datang
untuk persahabatan. Ntah kenapa ada sedikit sendu dan rindu ingin menemuimu.
Solo, kota yang tak pernah
terlupakan dalam ingatan karena di kota itu terselip kamu diantaranya. Kota itu
kini masih tiada berbeda, setelah sekian lama tak pernah aku melihatnya lagi.
Aku telusuri pinggiran kota Solo, yang ku lihat banyak warung-warung yang
menjajakan angkringannya.
Kau ingat ?
Dulu kita sering jalan-jalan di
sepanjang jalan ini. Kamu mengajakku membeli jajanan khas kotamu dan masih ku
ingat jelas kamu menyukai jajanan serabi.
Dan sesering kamu mengatakan kepadaku rasanya enak, manis, dan gurih saat kamu
sedang memakannya. Bersamaan duduk berdua sambil makan makanan yang menjadi
kesukaan kita, kamu memanggil musisi jalanan yang sedang lewat didekat kita. Suka
ria kita berdendang bersama musisi jalanan yang menyajikan lagu-lagu khas kota
Solo. Kenangan itu, tak mungkin lepas dari ingatanku.
Kamu yang sekarang seperti apa ?
Apakah sama seperti dulu ? Kamu yang
dulu berwajah magis, yang selalu tersenyum dengan khas lesung pipimu. Kamu apa
sama khasnya dengan kota Solo yang tak pernah berubah dari masa ke masa ?.
Langkah kaki ini ingin mempercepat
langkahnya untuk berjumpa denganmu. Di persimpangan jalan kota Solo, sepertinya
aku melihatmu yang sedang bergandengan tangan dengan kekasih barumu.
Ingin
kemana kah kamu dengan dia ? dengan tanpa sengaja terlontar pertanyaan
seperti itu dibenakku. Ku ikuti langkahmu, dan aku menemukan jawabannya. Kamu
mengunjungi toko batik yang dulu pernah menjadi tempat mampiran kita seusai
berjalan-jalan. Namun kini bukan aku lagi yang kamu ajak untuk mampir ke toko
itu, melainkan kekasih barumu. Ada sedih dan senang yang kurasakan, rasa yang
bercampur aduk dikala melihatmu berjalan dengan pria yang bisa ku pastikan
bukan aku, dan yang tak lain dia adalah kekasih barumu. Aku sedih masa lalu
mengingatkan tentang kita yg dulu pernah ada, dan juga berbarengan aku merasa
senang karena kini kamu nampak berbahagia. Sekarang ada hati yang bisa
menjagamu dengan lebih baik dariku dulu. Aku patut berbahagia untukmu.
Selesainya mampir, kamu keluar dari
toko itu bersama kekasihmu. Dan terlihat kamu juga melihatku, tetap seperti
biasa menyapaku dengan hangat. Seketika itu hatiku ciut untuk menghampirimu,
bertolak antara ingin mendekatimu atau tidak. Sejenak aku terdiam dan berfikir “kapan lagi aku bisa melihatmu lagi, kalau
tidak sekarang.” Maka ku putuskan berjalan ke arahmu. Aku menjadi merasa
gugup dan semakin gugup.
Dan
sebenarnya sampai sekarang aku tetap saja masih bersedih atas perpisahan kita
dulu, aku sedih tanpa dirimu, sedih tanpa pelukmu, dan aku sedih karena
kehilangan kamu. Ini alasanku, aku pulang menemuimu yang sekarang bukan menjadi
milikku lagi. Aku merindukan kenangan bersamamu dikota ini. Namun, semuanya
sudah berakhir kan ? dan kamu sekarang sudah tak sendiri lagi. Aku hanya bisa
mencoba baik-baik saja dihadapanmu, dan kamu bertanya kepadaku “kenapa ada disini ? ada urusankah ? ”.
Dan kataku sekenanya,”aku ingin
jalan-jalan saja dikota ini”. Aku belum yakin, aku bisa melupakanmu sekarang
ini. Dikota ini aku menemukan bahagia, bahagia bersamamu. Lalu kekasih barumu
mengajakmu pamit pergi,dan akhirnya kamu menjauh dari pandanganku, jauh sekali
meninggalkan pembicaraan kita yg ku rasa belum selesai. Kemudian aku kembali
pulang ke kotaku sendiri, setelah melihatmu.
“Ada puas yang menemani kepulanganku, puas
bernostalgia dikota Solo dan terlebih puas melihatmu sekali lagi…”
0 komentar:
Posting Komentar